Rabu, 01 Desember 2010

Siapakah Ahlul Bait yang menjadi padanan al-Qur’an yang tidak pernah terpisah dari al-Qur’an?

Kedudukan sebagai padanan al-Qur’an, – “yang tidak pernah akan dimasuki kebatilan dari arah manapun, yang menjadi petunjuk bagi sekalian alam” – , adalah kedudukan yang amat tinggi.
Maka siapakah Ahlul Bait Nabi (‘alaihimus salam) yang diwajibkan pada umat manusia untuk mengikutinya sepeninggal Nabi saw.?
Al-Qur’an menyebutkan:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS 4(AN-NISA’):59)
Mengenai siapakah Ulil ‘Amri, mari kita perhatikan sabda-sabda Nabi saw. berikut.
“Dari Abdul Malik, ‘aku mendengar Jabir bin Samurah berkata, ‘aku mendengar Nabi saw. berkata, akan ada dua belas pemimpin (amir), kemudian beliau berkata kalimat yang tidak kudengar, ayahku berkata bahwa beliau berkata, ‘semuanya dari Quraisy’’” [1]
“Aku penghulu para nabi dan ‘Ali adalah penghulu para washiy. Sesungguhnya washiy-washiyku setelahku ada dua belas. Yang pertama dari mereka adalah ‘Ali dan yang terakhir adalah al-Qaimal-Mahdi.”[2]
Dalam kitab Yanabi’ al-Mawaddah, diriwayatkan ketika menjelaskan tentang QS 85 (AL-BURUJ):1
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang”,
Rasulullah saw. bersabda:
“Aku adalah langit. Dan adapun gugusan bintang, maka mereka adalah imam-imam dari Ahli Baitku dan Itrahku. Yang pertama dari mereka adalah ‘Ali dan yang terakhir adalah Al-Mahdi, dan mereka (berjumlah) dua belas” [3]
“Imam al-Baqir: Rasulullah saw. bersabda: diantara anak-anakku ada dua belas pionir (pemimpin) yang merupakan nujaba’, muhaddats, dan mufahham. Yang terakhir dari mereka adalah Qa’im yang benar yang akan menyebarkan keadilan di seluruh dunia setelah dunia dipenuhi penindasan.”[4]
“Jabir bin Yazid al-Ju’fi: Jabir bin ‘‘Abdullah al-Anshari: ketika Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan kepada Nabi saw. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu Aku berkata: “Wahai Rasulullah, kami sudah tahu Allah dan Rasulnya. Maka siapakah ulil amri yang taat kepadanya diletakkan di samping taat kepadamu?” Rasulullah saw. berkata: “Mereka penggantiku wahai Jabir, dan pemimpin (imam-imam Kaum) Muslimin setelahku. Yang pertama dari mereka adalah‘Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan dan Husain, kemudian‘Ali bin Husain, kemudian Muhammad bin‘Ali yang dikenal dalam Taurat sebagai al-Baqir, Wahai Jabir! Kamu akan bertemu dengannya. Maka kapanpun kamu bertemu dengannya maka sampaikanlah salam dariku kepadanya. Kemudian ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian‘Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin‘Ali, kemudian‘Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin‘Ali, kemudian yang bernama sama dengan aku, hujjah Allah di bumi dan yang tersisa dari hamba-hambaNya (baqiyyatuhu), adalah anak Hasan bin‘Ali. Dialah yang Allah bukakan timur dan barat untuknya. Yang akan disembunyikan (digaibkan) dari pengikutnya dan pecintanya dan pada waktu itu tidak ada orang yang tetap percaya Imamahnya kecuali orang-orang yang hatinya disucikan Allah untuk Iman.”[5]
Dari sabda-sabda tersebut jelas bahwa Ulil ‘Amri yang wajib ditaati sepeninggal Rasulullah saw. semuanya adalah keluarga Nabi saw., yakni Imam‘Ali bin Abi Thalib kw. Beserta 11 orang keturunan langsung Rasulullah saw. melalui Imam‘Alibin Abi Thalib kw. dan Sayyidah Fathimah binti Rasulillah as.. Nama-nama mereka telah disebutkan dengan jelas dalam Riwayat di atas sebagai berikut:
1. Ali bin Abi Thalib
2. Hasan
3. Husain
4. ‘Ali bin Husain
5. Muhammad bin‘Ali(al-Baqir)
6. Ja’far bin Muhammad (ash-Shadiq)
7. Musa bin Ja’far
8. ‘Ali bin Musa
9. Muhammad bin‘Ali
10. ‘Ali bin Muhammad
11. Hasan bin‘Ali
12. Muhammad bin Hasan
Sebagai tambahan referensi, bahwa yang dimaksud dengan Ulil Amri adalah Imam‘Ali as. dan para imam dari keturunannya yang maksum bisa pula dirujuk beberapa kitab di bawah ini:
1. Syawahidut Tanzil, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 148, hadis ke 202, 203 dan 204.
2. Tafsir Ar-Razi, juz 3, hal. 357.
3. Ihqaqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 424, cetakan pertama, Tehran.
4. Fara`idus Simthain juz 1 hal. 314, hadis ke 250.
Sungguh Dia adalah Maha Pengasih dan senantiasa mengasihi umat manusia dan semesta dengan Cahaya PetunjukNya. Ia telah memperjelas petunjukNya bagi umat manusia dengan jelasnya dan pastinya nama imam-imam manusia sepeninggal Nabi saw. Melewati lisan suci NabiNya yang terakhir saw. Maha Suci Ia yang tidak pernah mengosongkan bumi dan ummat manusia dari peunjuk dan CahayaNya, untuk menyempunakan NikmatNya bagi umat manusia dan semesta.
* * *
Referensi :
[1] Shahih Bukhari, Juz 8, pp. 127 ; Sunan at-Tirmidzi, hadits no. 2323 dengan redaksi yang mirip dan sanad yang berbeda, namun dari Jabir juga. Dalam Shahih Muslim, Beirut, Juz 6, pp. 3-4, ada enam hadits dengan makna yang sama namun redaksi sedikit berbeda; 5 diantaranya menggunakan kata khalifah sebagai ganti dari amir dan yang satu menggunakan kata rajulan. Disebutkan juga dalam al-Mustadrak al-Hakim, Beirut, pp. 217 dan 218.
[2] Sulaiman bin Ibrahim al-Qunduzi al-Hanafi, Yanabi’ al-Mawaddah, juz 2, pp. 316; bisa dicek juga pada:
• Shahih Muslim, juz 2, pp. 191, Mesir
• Sunan Abu Daud, juz 2, pp. 207, Mesir
• Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 5, pp. 106, Mesir
• Mustadrak al-Hakim, juz 2, pp. 618, Hiderabad
• Tafsir al-Wusul ‘ala Jami’ al-Usul, juz 2, pp. 34, Mesir
• Tarikh al-Baghdad, juz 14, pp. 353
[3] Sulaiman bin Ibrahim al-Qunduzi al-Hanafi, Yan?bi’ al-Mawaddah, juz 3, pp. 254;
[4] Al-Kaf i:1/534/18. Rujuk kepada Muhammadi Rayshahri, The Image of the Holy Prophet’s Household (ahl al-Bayt) In The Qur’an and Hadith, Dar al-Hadith, Qum, 2002, pp. 61
[5] QS 4(AN-NISA’):59
[6] Kamal al-din:253/3 : 1/282, Ta’wil al-Ayah al-Dzahirah:141; Diriwayatkan juga dalam Yanabi’ al-Mawaddah karya Sulaiman bin Ibrahim al-Qunduzi al-Hanafi, 1416 H, juz 3, pp. 398

Tidak ada komentar: